Nomor : 5909/KET/WAREK-I/UG/IX/2015
Hal : Undangan Rapat
Lampiran : -
Kepada
Yth,
Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Di tempat
Dengan
hormat,
Sehubungan
dengan akan dilaksanakannya acara pembahasan kurikulum bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, maka bersama ini kami mengundang seluruh Dosen Bahasa
Indonesia untuk hadir dalam rapat yang akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 25 November 2015
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Auditorium Universitas Gunadarma gedung 4
lt.6 depok
Demikian
undangan ini kami sampaikan, mengingat pentingnya acara ini maka Bapak/Ibu
dimohon hadir tepat pada waktunya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
Hormat
kami,
Koordinator Mata Kuliah
(
Handoko )
1.
Homonimi
Homonimi adalah “Dua buah kata atau
satuan ujaran yang bentuknya ‘kebetulan’ sama maknanya berbeda, karena
masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan “(Chaer,2007:302).
Verhaar dalam Chaer (2009:94) mengatakan homonimi adalah ungkapan (berupa kata,
fase, atau kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga berupa kata,
fase, atau kalimat) tetapi maknanyatidak sama.
Jadi, homonimi adalah kata yang sama
lafal dan ejannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang
berlainan.
Contoh: antara kata bisa yang artinya “racun ular” dan kata bisa yang berarti “sanggup”; antara katamengurus yang berarti “mengatur” dan kata mengurus yang berarti “menjadi kurus”.
Relasi antara dua buah satuan ujaran yang berhomonimi berlaku dua arah. Perhatikan bagan berikut!
Menurut Chaer (2009:
95) ada dua kemungkinan terjadinya homonimi:
1.bentuk-bentuk yang berhomonimi itu berasal bahasa atau dialek yang berlainan;
2.bentuk-bentuk yang berhomonimi itu terjadi sebagai hasil morfologi.
2.
Polisemi
Polisemi adalah
suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
·
Saya masih punya hubungan darah
dengan keluarga Bu Rani. (darah=kesaudaraan)
·
Tubuhnya berlumuran darah setelah
kepalanya terbentur tiang listrik. (darah=yang berada dalam tubuh)
Perhatikan kata darah pada kalimat a berarti keluarga (makna
konotasi), sedangkan darah pada kalimat b berarti zat merah dalam tubuh kita
(makna denotasi).
3.
Antonimi
Antonimi berasal
dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan anti yang berarti
‘melawan. Jadi antonimi adalah ‘nama lain untuk benda lain pula’. Venhaar
menjelaskan (1978) mendefinisikan antonimi adalah ungkapan (berupa kata, dapat
pula dalam bentuk frase atau kalimat).
Contoh : besar X
kecil
pulang X pergi
Contoh Antonim :
·
Keras
x lembek
·
Naik
x turun
·
Kaya
x miskin
·
Surge
x neraka
·
Laki-laki
x perempuan
·
Atas
x bawah
·
Rajin
x malas
·
Tinggi
x rendah
·
Panjang
x pendek
·
Pintar
x bodoh
·
Jujur
x bohong
·
Gila
x waras
·
Tipis
x tebal
·
Hitam
x putih
·
Belakang
x depan
·
Besar
x kecil
Contoh kalimat :
1. Suara pak
guru sangat keras sekali
2. Kue lapis
yang dimakan toni sangat lembek
3. Laki-laki itu
datang tak diundang
4. Nina adalah
perempuan yang baik hati dan ramah